Jumat, 24 April 2009

AMONIA, NITRIT & NITRAT







AMONIA, NITRIT, NITRAT

Sumber utama ammoniak didalam tambak adalah :
  • Sisa pakan yang tidak dimakan
  • Kotoran udang
  • Plankton mati
  • Bahan organic & an organic lain
Protein yang ada ditambak akibat kelebihan pakan, feces (kotoran) udang dll akan diubah oleh bakteri anaerob clostiridium sp menjadi Asam Amino yang akan berubah menjadi Amonia.
Amonia dapat berubah bentuk menjadi Nitrit kemudian berubah menjadi Nitrat.

Kesetimbangan reaksi kima ini disebut proses NITRIFIKASI

Proses kimiawi oleh bakteri ini sebenarnya yang dimanfaatkan dilapangan.
Dengan memasukkan bakteri diatas produsen bakteri pengurai menjualnya dipasaran dengan berbagai merek.

Amonia memiliki kesetimbangan dalam bentuk ionize dan unionize hal ini dipengaruhi oleh suhu dan pH (terlampir)

PROSES NITRIFIKASI
Pada proses pertama nitrifikasi bakteri Nitrosomonas mampu mengubah Ammonia (NH4+) menjadi Nitrit (NO2-)
Konsentrasi nitit yang tinggi tidak baik untuk budidaya udang karena nitrit mampu menimbulkan methemoglobin (proses oksidasi Fe2+ pada haemoglobin atau Cu pada haemosianin) pada ikan sehingga proses pengikatan O2 terhambat. Meskipun udang tidak memiliki sel darah merah tapi terlihat ada efek pada udang bila nitrit tinggi (Ahmad Taufik 1991)
Pada proses berikutnya bakteri Nitrobacter mengubah Nitrit (NO2-) menjadi Nitrat (NO3-).
Penumpukan Nitrit biasanya terjadi karena lingkungan tidak mendukung kehidupan Nitrobacter. Menurut Spotte dalam Ahmad Taufik :

Proses Nitrifikasi biasanya paling cepat terjadi pada :
Suhu 25 s/d 35 oC dan pH 7 s/d 8


Dengan catatan konsentrasi O2 & CO2 sebagai unsur dalam proses Nitrifikasi cukup tersedia

KESETIMBANGAN NH4+ & NH3
Amonia dalam air berada dalam bentuk kesetimbangan dengan reaksi kimia :
NH3 + H+ <===> NH4+

Sulit memisahkan NH3 dan NH4+ didalam perairan tambak karena selalu dalam bentuk kesetimbangan maka NH3 dan NH4+ selalu dihitung bersama dalam bentuk NH4 – N atau ammonia total.
Persentase NH3 dalam total ammonia dipengaruhi oleh pH dan suhu dengan ilustrasi sebagai berikut :

Pada pH air rendah (asam) ammonia cenderung lebih banyak dalam bentuk NH4+ sedangkan dalam pH air tinggi (basa), ammonia cenderung lebih banyak dalam bentuk NH3
Pada suhu air rendah ammonia cenderung lebih banyak dalam bentuk NH4+ sedangkan dalam suhu air tinggi ammonia cenderung lebih banyak dalam bentuk NH3

Penelitian terbaru pada udang penaeid menunjukkan amonia secara nyata mempengaruhi respon kekebalan, tergantung konsentrasinya. Kandungan amonia yang tinggi mengurangi aktifitas jaringan Hematoporetic,
(Gilles le moullac)

PHYTOPLANKTON & POTENSINYA






PHYTOPLANKTON & POTENSINYA

a. Warna Hijau gelap (Cing-cau)
Merupakan indikasi air didominasi jenis algae hijau dari jenis Chlorella spp kadang-kadang juga ditemukan Dunalilella dan Platymonas, Carteria dan Chlamidomonas. Pada tambak dengan salinitas rendah, Scenedesmus dan Euglena lebih dominan. Warna hijau muda ini merupakan warna favorit karena stabil namun bila kecerahan tinggal 30 cm, banyak laporan kasus penyakit.

b. Warna Hijau Biru
Warna ini merupakan warna yang mencirikan predominansi alage hijau biru dengan meningkatnya suhu air rata-rata dan kelarutan bahan organik di air. Kasus-kasu penyakit cangkang lunak, udang biru daan pertumbuhan lambat mulai sering terjadi pada air berkondisi demikian. Jenis-jenis yang umumnya ditemukan hingga 90 % populasi adalah dari genus Oscillatoria, Phormidum dan Microccoleus. pada air dengan warna ini sering juga ditemukan Lyngbya, Chroococcus, Spirulina, Anabaena dan Synochecytis.

c. Warna Hijau kuning
Warna ini ditimbulkan oleh algae flagellate kuning keemasan dari genus Chlamidomonas, Hymenomonas, Rhodomonas, Chilomonas dan Pavlova dan bercampur dengan flagellata hijau sepeti Dunaliella dan Carteria. Jenis flagellata kuning dipicu pertumbuhannya oleh bahan organik anaerobik di tanah sehingga warna ini dapat menimbulkan hambatan pertumbuhan bahkan kematian. Pergantian air sangat dianjurkan dan liar us diimbangi dengan penambahan jumlah dan opersioanal kincir air.

d. Warna Coklat Tua
Warna air tambak yang coklat tua ini adalah warna yang paling tidak disukai operator tambak karena mengandung Dinoflagellata ( Brown Algae). Kondisi ini sering ditemui pada tambak yang telah mencapai masa akhir menjelang panen dengan dasar tambak yang telah banyak mengandung bahan organik dan kesulitan mengganti air. Air di tandon yang terlalu lama, jernih dan tidak ada ikannya juga akan didominasi Dinoflagellata. Jenis-jenis plankton yang tergolong dinoflagellata adalah Alitochdiscus, Prococentrum, Peridinium, Ceratium, Gymnodinium, Gonyaulax, Noctiluca dan kadang kadang ditemukan Chilomonas, Euglena dan Platymonas. Masalah kesehatan sering timbul dengan air yang berwama coklat tua ini diantaranya, insang merah, insang hitam dan insang bengkak. Beberapa jenis dinoflagellata ini dapat menghasilkan racun casilaxin -PSP- paralytic Shellfish Poisoning atau racun glenodine yang toksik bagi ikan dan kerang. Bila Dinoflagellata sulit diatasi maka udang yang dipelihara akan menderita dengan beberapa ciri-ciri fisik sebagai berikut:
1. Tubuh udang berwarna biru gelap
2. Antena pendek dan melingkar
3. Tutup insang melipat keluar
4. Ruas-ruas tubuh cekung kurus,
5. Ekor melipat dan tubuh bergelombang

Kamis, 23 April 2009

ALKALINITAS & HARDNESS


ALKALINITAS & HARDNESS
Secara sederhana alkalinitas menggambarkan kandungan karbonat–bikarbonat didalam air
Sedangkan Hardness menggambarkan kandungan semua garam didalam air seperti : kalsium(Ca) magnesium (mg) dll
Kandungan alkalinitas ini memiliki hubungan yang erat dengan perubahan pH harian atau sering disebut buffer capasity
Seperti tergambarkan dalam ilustrasi dibawah ini
Makin tinggi alkalinitas, mengakibatkan buffer capasity makin besar sehingga perbedaan pH harian makin kecil. Demikian teori dan gambaran umumnya tetapi dalam kenyataan terkadang tidak selalu demikian .
Kondisi fluktuasi pH harian sangat berpengaruh terhadap fit tidaknya kondisi kesehatan udang, meskipun tidak berakibat pada kematian.
Hardness penting dalam budidaya udang hal ini dikarenakan hardness yang kandungan utamanya Ca, Mg erat kaitanya dengan ‘Osmoregulasi”
Willam A Wurts mengatakan :
“Jika kandungan garam ditubuh udang tinggi sedangkan kandungan kandungan kalsium hardness di air rendah maka kandungan garam yang berlebihan dapat mengganggu fungsi kerja hati, otot bahkan syaraf udang”.
Kandungan kalsium penting dalam pembentukan kulit dan ruas tubuh udang.
Beberapa praktisi tambak mengungkapkan bila kandungan hardness terlalu tinggi seringkali menghambat pertumbuhan, kemungkinan ini ada kaitannya dengan kesulitan moulting
Alkalinitas memiliki hubungan dengan Phospat, kondisi alkalinitas rendah seringkali mengakibatkan phospat sulit tersedia yang mengakibatkan plankton gampang dropt dan akhirnya pH berfluktuasi
Kondisi Hardness tinggi, (kalsium tinggi) seringkali juga berakibat phospat rendah karena kalsium akan mengikat phospat
Dalam aplikasi dilapangan bila ditemukan kondisi hardness tinggi atau alkalinitas rendah serta plankton sulit terbentuk sebaiknya ukur kandungan phosphat diair, apabila rendah Maka ambil tindakan yang terkait dengan parameter diatas

WATER QUALITY